:

27 November 2008

Tahun 2009 Bisnis Property Lebih Prospektif

Bisnis properti di Indonesia diperkirakan akan lebih prospektif pada 2009. Hal itu terdorong oleh penurunan defisit neraca transaksi dan inflasi dari level tahun sebelumnya.
Prediksi itu diungkapkan Komisaris PT Perumnas (Persero) Maruhum Batubara seperti yang dilansir Kapanlagi.com.
Dengan mengutip data Bank Indonesia, Maruhum memperkirakan neraca transaksi berjalan pada 2009 akan mencapai US$6,122 miliar, lebih rendah dari proyeksi 2008 sebesar US$10,409 miliar dan realisasi 2007 sebesar US$10,836 miliar. Sementara tingkat inflasi 2009 akan berada pada kisaran US$6,5%, jauh di bawah kisaran inflasi 2008 yang mencapai dua digit.
Faktor lain yang akan mendorong prospek bisnis properti pada 2009 adalah akumulasi defisit rumah yang masih tinggi, jauh lebih tinggi dari kemampuan penyediaan.
Namun ada pula yang menyebutkan, meski ditengarai bakal prospektif tetapi perjalanan bisnis property pada 2009, agak lambat.
Hal itu terlihat dari respons para pengembang dan konsumen yang mulai mengambil sikap wait and see dalam keputusan investasi mereka.
Kebijakan moneter dengan kenaikan suku bunga perbankan membuat proyek properti berpotensi tunda, apabila sumber aliran dana dari bank terhambat.
Akibat likuiditas yang ketat, sebagian pengembang memiliki alternatif pendanaan lain, seperti pendanaan hasil prapenjualan, kas sendiri, dan tingkat prakomitmen dari penyewa.
Tingginya inflasi di tahun 2008 juga memberikan konstribusi pertumbuhan sektor properti di tahun 2009. Pasalnya, daya beli masyarakat juga akan menurun. Kecuali, hanya pengembang yang memiliki reputasi dan komitmen bank yang baik, akan terus bertahan di saat permintaan tertahan akibat inflasi.

Tidak ada komentar: