:

12 Desember 2007

IBSC TV Presenter

Makin berkembangnya dunia pertelevisian saat ini tampaknya memang mengundang sebagian besar pemain-pemain muda untuk memilih berkarir di bidang ini. Tapi seperti yang kita lihat, tanpa modal yang cukup, presenter muda tentu hanya akan bertahan sebentar, dan kemudian tergantikan dengan presenter lain yang lebih berkompeten.

Sebagai lembaga pendidikan nonformal, IBSC mencetak anak didiknya untuk menjadi presenter TV yang profesional dan ahli di bidangnya. Dengan program kelas reguler yang tersedia di IBSC, siswa akan diberikan 24 materi selama 3 bulan dengan tenaga pengajar praktisi di bidangnya. Sebagai contoh materi Pengenalan Dunia Pertelevisian oleh Fido Syarief ((Senior Producer Production Department SCTV), materi news live report oleh Alvito Deanova (presenter Liputan 6 SCTV), materi Tehnik Vokal disampaikan oleh Ahmad Zee Hanan, How to Produce Show yang disampaikan oleh Coco (sutradara Katakan Cinta), How to delivery your show yang disampaikan oleh Ade Herlina, dan materi-materi lain yang tak kalah serunya.
Dan ketika Fido dan Alvito menyampaikan materinya, AdInfo memperoleh kesempatan untuk mendokumentasikannya. Berikut ulasan informasinya untuk Anda.

Fido Syarief (Senior Producer Production Department SCTV)
PD adalah DP-nya Jadi Presenter

Mungkin wajahnya jarang Anda lihat di layar kaca. Namun peran sertanya di belakang layar, adalah kebanggaan bagi salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia yaitu SCTV. Banyak sudah program yang ditanganinya. Bahkan beberapa diantaranya sempat pula menduduki rating tinggi di program sejenisnya.
Dialah Fido Syarief, Senior Producer Production Department SCTV yang sangat susah ditemui di sela-sela kesehariannya. Namun ternyata nama IBSC yang sudah populer di kancah bisnis pertelevisian sebagai salah satu lembaga pendidikan pencetak presenter-presenter berkualitas dan berkompeten di bidangnya, mampu mengundang seorang Fido untuk hadir sebagai pengajar bagi anak didik IBSC Kota Wisata.
Fido yang pandai mentransfer ilmu, rupanya juga seorang humoris. Semua materi-materi yang diperlukan sebagai modal untuk menjadi presenter yang baik dan profesional, mengalir lancar dari mulutnya. Tak ketinggalan joke-joke ringan pun dilontarkan Fido sesekali, agar murid tidak menjadi bosan.
“Menjadi seorang presenter itu modal utamanya atau DP-nya itu adalah PD. Jika dia sudah merasa percaya pada dirinya sendiri, maka dia akan bisa membuat orang lain percaya pada dirinya, bahwa dia mampu menjadi presenter yang baik”, tutur Fido.
Dalam pemaparannya, Fido juga menjelaskan seputar kronologisnya sebuah siaran langsung. Siapa saja yang berperan dalam menyukseskan program siaran langsung, hingga pengetahuan dasar lainnya seputar dunia pertelevisian dan bagaimana prosedur hingga syuting bisa berlangsung sempurna.
Lembaga pendidikan semacam IBSC dinilai Fido sebagai salah satu lembaga yang harus diacungi jempol. “Dengan adanya lembaga pendidikan semacam ini, tentu akan mempermudah para presenter muda yang ingin terjun ke dunia pertelevisian. Selain itu kualitas mereka yang telah menempuh pendidikan di IBSC dengan yang masih awam tentang dunia ini, tentu akan jauh berbeda. IBSC membuat para siswanya tak hanya aware akan istilah-istilah di dunia pertelevisian, tetapi juga mendidik mereka agar akrab dan berani berakting di depan kamera. Bahkan saya sendiri sering memberikan materi pelajaran yang mengharuskan mereka untuk mempraktekkan teori yang saya berikan”, ungkapnya lagi.

Vito (Presenter Liputan 6 SCTV)

Melanjutkan teori yang diberikan oleh Fido, Vito presenter Liputan 6 SCTV ini membimbing dan melatih para anak didik IBSC, bagaimana menjadi seorang presenter yang menyampaikan berita siaran langsung.
“Ketika menjadi presenter siaran langsung, kita harus benar-benar menguasai materi dan situasi yang terjadi. Karena bila kita tidak mengerti dan tidak menguasai, maka pemirsa pun tidak akan mengerti apa yang terjadi disitu. Ada beberapa point yang wajib untuk Anda sampaikan kepada para pemirsa, langsung dari tempat kejadian. Dan usahakan Anda menggunakan bahasa yang sederhana. Dan kalaupun ada istilah-istilah itu harus dijelaskan. Dalam siaran langsung Anda juga harus mampu menggambarkan suasana yang sedang terjadi kala itu, beserta informasi selengkapnya yang bisa kamu dapatkan, untuk diinformasikan kepada pemirsa”, ujar Vito.
Bahkan Vito sempat pula mengadakan simulasi syuting siaran langsung bagi para anak didik IBSC Kota Wisata. Hasilnya, para anak didik tak hanya terlatih untuk tampil berani di depan publik dan kamera, tetapi juga dibimbing untuk mampu menyampaikan sebuah berita dan bisa mendeskripsikan secara jelas perihal situasi yang sedang terjadi saat itu, tanpa rasa gugup.
Untuk Anda yang berminat mengikuti kelas reguler IBSC, buruan daftar dan ikuti kelas oleh Ade Herlina yang akan memberikan materi tentang How to Delivery Your Show, dan praktisi-praktisi lainnya, yang dijamin nggak kalah serunya..



[+/-] Selengkapnya...




Tidak ada komentar: