:

28 Januari 2009

Oppie Andaresta

Perjalanan Perempuan Bukan Penyair

Perjalanan karir seni seorang Oppie Andaresta terbilang mulus tanpa aral hambatan berarti. Pandai dan mudah bergaul menjadi kunci keberhasilannya, di samping bakat seni yang terbilang di atas rata-rata orang kebanyakan. AdInfo berkesempatan bertandang ke rumah pelantun lagu Cuma Hayalan ini di bilangan Sawangan, Depok.


"Saya mulai suka menyanyi sejak SD, serta sering mengikuti berbagai festival musik," demikian Oppie memulai wawancara. Saat kuliah sempat bergabung dengan Bohemian Band bersama Indra Qadarsih. Awal memasuki industri musik adalah saat Indra bergabung dengan Slank, Oppie pun sering latihan di Potlot, komunitas pemusik sekaligus markas Slank. Mencipta lagu serta melantunkan sendiri karyanya, mampu menarik perhatian Musica Studio untuk merilis album perdananya Cuma Hayalan pada tahun 1993. Dua tahun kemudian album Bidadari Badung dirilis yang menyabet Golden Award atas prestasi penjualan album di atas 150 ribu. Kemudian tercatat tahun 1998 menelurkan album Berubah, tahun 2002 album Hitam Putih dan tahun 2007 album Lagu Bebas. "Tahun 2009 ini, Insya Allah saya akan merilis single dengan judul Single Happy, yang saya ciptakan untuk para jomblo..ha..ha..ha..ha," ujar Oppie

Perempuan berdarah Padang yang lahir di Jakarta pada 20 Januari 1971 menikah dengan Kurt Kaler pada tahun 2000 dan dianugerahi putera tercinta Kai Matari Bejo Kaler setelah menunggu kehadirannya selama 7 tahun. "Saya memiliki studio di rumah, sehingga dapat membagi waktu lebih intens antara mangasuh anak dan bekerja," jelas Oppie.

Oppie kini menempati sebuah rumah kayu bertingkat dua dengan luas tanah 1.000 m persegi di kawasan Sawangan. "Rumah ini saya beli dari seorang expatriat yang sudah habis masa tugasnya di Indonesia," ungkap Oppie. Rumah yang sering diliput berbagai media cetak dan elektronik ini memang unik, bahkan seorang Iwan Fals pun berdecak kagum, bagaimana tidak dengan berbagai jenis pohon seperti rambutan, nangka, kelapa, sawo, belimbing serta beberapa pohon mahoni besar berusia lebih dari lima belas tahun meneduhkan rumah tanpa AC ini, serta terletak di tepi situ (danau) sehingga pantas mendapat predikat rumah ramah lingkungan. "Kami sekeluarga sering berkano ria di situ, murah meriah dan sehat..ha..ha..ha.. saya juga memelihara ikan di keramba," mengomentari keberadaan danau dekat rumahnya.

Gemar membaca buku, menonton film drama serta travelling nampaknya memperluas wawasan berkeseniannya. Pada tahun 2006 Oppie Andaresta bersama Lulu Ratna, Ollin Monteiro dan Vivian Idris menerbitkan sebuah buku bertajuk Biru Hitam Merah Kesumba "Kumpulan Puisi Perempuan Bukan Penyair" yang berisi puisi-puisi mereka, berikut petikan puisi berjudul Ibu karya Oppie Andaresta.

Usah khawatir Ibu, hari masih gerimis
Selepas isya ini, santailah sejenak,
selonjorkan kakimu di depan tv,
tidur-tidur ayam, kekenyangan...
surau masih menunggumu esok
Usah takut, Ibu, Dia akan maklum dengan flu
dan kliyengan kepalamu...
Lagian sudah kau tambahkan dua rakaat
sebelum dan sesudah fardhumu,
menambah poin tabungan ibadahmu..........

1 komentar:

kurakuraninja31 mengatakan...

maaf mas, kalo boleh tau, (untuk keperluan skripsi) yang menulis berita ini siapa ya mas? tentu individu. maaf sebelumnya. terima kasih