:

10 Januari 2009

Siswa dan Sekantung Kentang

Cinta dan benci itu bedanya tipis. Tapi jika kebencian sudah merasuki diri kita, habislah semuanya. Berikut ini adalah kisah tentang seorang guru yang mengajarkan arti kebencian kepada para siswanya:
Suatu hari Ibu Guru menyuruh tiap siswanya untuk membawa kantong plastic transparan yang diisi dengan kentang yang jumlahnya tak ditentukan. Masing-masing kentang tersebut diberi nama berdasarkan nama orang yang mereka benci.

Pada hari yang disepakati masing-masing siswa membawa kentang dalam kantong plastik. Ada yang berjumlah dua, ada yang tiga bahkan ada yang lima. Seperti perintah guru mereka, tiap-tiap kentang diberi nama sesuai nama orang yang dibenci.
Para siswa itu harus membawa kantong plastik berisi kentang tersebut kemana saja mereka pergi, bahkan ke toilet sekalipun, selama seminggu. Hari berganti hari, kentang-kentang itupun mulai membusuk. Para siswa mulai mengeluh, apalagi yang membawa lima buah kentang, selain berat, baunya juga tidak sedap.
Setelah seminggu para siswa tersebut merasa lega karena penderitaan mereka akan segera berakhir.
"Bagaimana rasanya membawa kentang selama seminggu?" Tanya Ibu Guru.
Keluarlah keluhan dari para siswa tersebut. Pada umumnya mereka tidak merasa nyaman harus membawa kentang-kentang busuk tersebut ke manapun mereka pergi.
Ibu Guru pun menjelaskan apa arti dari "permainan" yang mereka lakukan. "Seperti itulah kebencian yang selalu kita bawa-bawa apabila kita tidak bisa memaafkan orang lain. Sungguh sangat tidak menyenangkan membawa kentang busuk kemana pun kita pergi. Itu hanya seminggu. Bagaimana jika kita membawa kebencian itu seumur hidup? Alangkah tidak nyamannya ..." jelas Ibu Guru.
Nah, pembaca, kebencian memang tak ada nikmatnya. Satu kebencian saja akan membuat hidup kita merana, apalagi menyimpan banyak kebencian dalam diri kita, itu sama saja dengan menghancurkan diri sendiri!

Tidak ada komentar: