:

22 April 2009

“Kok Marah Si Mah…..!”


Marah? Ah, itu sih hal yang wajar. Namun saat Anda memarahi si kecil, lalu dari bibirnya meluncur kata-kata, “Mama, kok gitu aja marah sih….?” Nah, pasti hati Anda tergetar kan? Anda akan merasa bersalah karena telah meluapkan amarah pada buah hati Anda.
Sama seperti kegembiraan, kesedihan, kerinduan, dan sebagainya, marah menunjukan kedinamikaan perasaan Anda. Namun agar marah bisa tepat sasaran, sebaiknya perlu dicari solusi agar kemarahan memberikan dampak positif, yakni bisa menjadi salah satu faktor yang mempererat hubungan anak dan orang tua.
Susah? Nggak juga, yang penting, urai dulu akar permasalahnya. Ada baiknya, sebelum mengatasi masalah, redakan dulu kemarahan Anda. Mau tahu caranya? Silakan simak berikut ini:
- Carilah teman atau kelompok untuk berbagi
- Identifikasi penyebab kemarahan. Pilah dengan baik.
- Abaikan masalah kecil, selesaikan yang besar
- Jangan merasa bersalah jika mesti menyisakan waktu untuk diri sendiri
- Tarik napas panjang
- Ikuti kelas yoga atau sesekali, manjakan diri di spa, karena bisa mengurangi ketegangan
- Jangan menahan diri untuk tidak marah tanpa menyelesaikan masalah. Beritahu keluarga kapan Anda merasa tak mampu lagi menahan kemarahan agar mereka bisa mengantisipasi. Ingat, kemarahan yang ditahan, bila meledak, efeknya jauh lebih berbahaya
- Jaga tangan baik-baik. Kemarahan disertai pukulan akan menghancurkan kepercayaan diri anak dan merenggangkan hubungan dengan orang tua
- Kekerasan pada anak juga akan membuat ketegangan orang tua semakin berlanjut. Dalam hati kecil setiap orang tua pasti sadar, memukul anak adalah perbuatan yang salah.

Di kota besar dengan irama kehidupan yang begitu dinamis, kompleks, sangat berpacu dengan waktu, dan stressful, kenyamanan dalam keluarga menjadi sangat penting.
Jika ingin nyaman di hadapan orang lain dan nyaman dengan diri sendiri, terima diri sendiri seutuhnya. Anda juga harus berpikir dan bersikap realistis terhadap keterbatasan atau hal-hal yang tidak mungkin diubah lagi.
Cobalah untuk kreatif menciptakan kegiatan-kegiatan bersama keluarga yang menyenangkan hati dan mendatangkan rasa rileks. Tingkatkan kemampuan mengelola stres. Jangan lupa, biasakan berdoa, mengucap syukur, dan relaksasi.
Nah, silakan dicoba, mudah-mudahan akan membawa dampak positif yang mampu menyatukan, memperkuat, dan mendukung keutuhan maupun fungsi masing-masing pasangan maupun anggota keluarga.

Tidak ada komentar: